Jakarta – MSN, Penerapan sistem pintu otomatis (gate-system) di lahan parkir pasar-pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya dinilai belum berjalan optimal.

Anggota Pansus Perparkiran DPRD DKI Jakarta Francine Widjojo mengungkap temuannya saat inspeksi mendadak (Sidak) ke Pasar Cipete.

Meski area parkir sudah dilengkapi gate-system, sebut dia, praktik di lapangan masih menggunakan karcis manual dan pembayaran tunai.

“Di Pasar Cipete itu ada gate-nya, tetapi ketika saya masuk, palangnya terbuka, dan saya diberi karcis tulisan tangan,” ujar Francine di Gedung DPRD DKI Jakarta, beberapa waktu lalu.

Francine menuturkan, terdapat ketidaksesuaian tagihan parkir saat ia hendak membayar. Selisih waktu yang dihitung mencapai lebih dari satu jam.

“Ketika saya bayar, harus saya pastikan dulu berapa lama saya parkir. Selisih satu jam, untung saya cek dulu. Harusnya semua pasar di bawah Pasar Jaya menerapkan pembayaran cashless untuk mengurangi potensi kebocoran dan meningkatkan PAD Jakarta,” kata dia.

Tak hanya di Pasar Cipete, Francine juga menemukan persoalan serupa di Pasar Santa, Jakarta Selatan. Di lokasi tersebut, mesin parkir nontunai tidak berfungsi dan ditempeli stiker bertuliskan ‘Cash only’. Tidak terima e-money’.

Kondisi itu tentunya menyebabkan antrean panjang di pintu keluar parkir. “Saat bayar parkir di Pasar Santa, saya menolak bayar tunai. Akhirnya diberikan barcode QRIS untuk proses bayar. Tapi ini makan waktu lebih lama dibanding tap kartu nontunai,” beber dia.

Dalam rapat yang turut dihadiri Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Agus Himawan, Francine mendorong pengelola pasar untuk memperketat pengawasan serta menerapkan gate-system dan pembayaran nontunai di seluruh lahan parkir.

Ia juga menyoroti soal legalitas perparkiran yang belum dipenuhi Pasar Jaya. “Pasar Jaya memiliki lebih dari 100 pasar dengan lahan parkir, namun semuanya tidak memiliki izin perparkiran. Informasinya, baru 28 objek yang sedang dalam proses perizinan, sementara lainnya belum diurus,” pungkas Francine. (yla/df)