Jakarta – MSN, Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) Ranperda Penyelenggaraan Pendidikan DPRD Provinsi DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina menyoroti fenomena tawuran pelajar yang semakin mengkhawatirkan.
Dalam rapat Pansus di Ruang Komisi E DPRD DKI Jakarta, Selasa (23/9), Elva menceritakan pengakuan pelajar yang ia temui dalam forum OSIS. Para siswa mengungkap sebagian besar teman sekolah mereka terlibat tawuran.
“Sekitar 30–40 persen siswa di sekolah mereka adalah pelaku tawuran. Bahkan ada unggahan anak-anak berseragam membawa parang dan celurit,” ujar Elva.
Dalam sepekan terakhir, ungkap Elva, puluhan siswa dikeluarkan dari sekolah karena terlibat tawuran. Kondisi itu menunjukkan betapa serius masalah kekerasan pelajar di Jakarta.
Elva juga mengungkap, keberadaan akun Instagram bernama Chaptoen (Chat Tawuran) yang digunakan pelajar untuk mengatur aksi tawuran.
“Akun Chaptoen ini sangat terstruktur. Punya cabang di berbagai wilayah Jakarta. Bahkan melibatkan alumni,” jelas Elva.
Saat mencoba masuk ke akun tersebut, sambung Elva, akun pribadinya langsung ditutup. Fakta itu menunjukkan sistem komunikasi kelompok pelajar itu sangat rapi.
Selain itu, Elva menyoroti fenomena tawuran model ‘gladiator’ yang kini berkembang di kalangan pelajar.
“Ada anak-anak yang dipaksa berkelahi. Kalau menolak, justru jadi korban pemukulan. Budaya kekerasan ini diwariskan dari alumni ke adik kelasnya,” tegas Elva.
Rapat Pansus juga melanjutkan agenda finalisasi pembahasan pasal-pasal Ranperda Penyelenggaraan Pendidikan. Harapannya, memberi perlindungan lebih kuat bagi pelajar di Jakarta. (all/df)
